Selasa, 25 Januari 2011

Berita (Kurang) Bahagia



Setelah menerima berita bahagia, ada juga berita yang kurang membahagiakan (saya tidak mau mengatakan buruk). Dua tes PNS yang saya ikuti ternyata hasilnya gagal. Pertama yang di UIN, lamaran untuk dosen Manajemen Keuangan Syariah yang entah kenapa saya bisa lolos tes administrasinya. Kemudian yang kedua untuk Deptan, entah formasi apa. Saya kecewa karena dua kegagalan itu seolah menutup semua kegagalan yang saya alami tahun ini. Mulai dari LIPI dan diakhiri oleh Deptan. Hikmahnya, saya masih bisa bebas mencari pekerjaan yang saya mau sesuai minat dan keterampilan yang saya miliki. Betul kata gita, kami pasti akan baik-baik saja.

Tahun ini dua sepupu saya lulus PNS, keduanya dari keluarga Bapak. Ada slentingan kalau keduanya menggunakan uang suap untuk kelulusan mereka. Wallahu `alam, tetapi slentingan ini terdengar sangat nyaring. Jumlah uang yang dikeluarkan mencapai puluhan juta rupiah. Peluang bagiku untuk melakukan hal yang sama terbuka sangat lebar karena ayahku adalah seorang pejabat di BKN yang memiliki banyak rekanan di instansi lain. Ia mengerti betul bagaimana seseorang bisa diusahakan lulus tes PNS. Namun, ayahku tidak suka dan tidak akan mau mengeluarkan uang sampai puluhan juta rupiah hanya untuk mendapatkan kelulusan PNS bagi anaknya. Aku pun sering berkilah agar ia menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan itu. Uang puluhan juta rupiah itu lebih baik ditabung untuk berangkat haji atau kebutuhan yang lain seperti walimah ita. Status PNS memang sangat seksi di keluarga besar ayahku. Seseorang akan dianggap sangat berhasil apabila bisa menjadi PNS di usia muda. Sebagai catatan, banyak dari saudaraku yang menjadi PNS setelah melewati status PTT atau honorer. Otomatis, usia mereka sudah tidak muda lagi, sedangkan golongan mereka tetap dimulai dari yang rendah.

Drama PNS ini memang harus diakhiri. Setidaknya, paradigma kesuksesan dari PNS itu harus diubah. Aku malu jika pada akhirnya terjebak dalam paradigma keluargaku itu. Saatnya berpikir kreatif, saatnya membangun karakter untuk keluargaku. Demi istri dan makhluk yang ada dalam rahimnya saat ini. Yah, trimester awal yang penuh sensasi.... [wiRa]

we owe this picture from here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar