Waktu berjalan begitu
cepat. Tiba-tiba, gadis kecil bernama nyala matahari sudah berusia 20 bulan.
Sejak ia mulai bisa berjalan di usia 13 bulan, tingkah lakunya semakin
menjadi-jadi. Dia sudah pandai meminta sesuatu sambil merengek. Sudah bisa
bermain sendirian, ke sana-kemari. Sudah bisa berpura-pura menangis. Dan tentu
saja, sudah bisa menangis keras tanpa sebab yang jelas, atau yang sering
disebut “tantrum”.
Dari sekian banyak
perkembangan saraf motorik dan sensorik yang dimiliki Nala, saya paling
antusias dengan kumpulan kosakata yang sudah bisa ia ucapkan. Semua diksi yang
diucapkan nala terasa sangat lucu dan menggemaskan. Di antara kosakata itu
adalah;
Jacuh
Ini adalah kata pertama
yang bisa diucapkan Nala secara jelas. Yang dimaksud Nala adalah “jatuh”.
Penggunaannya sangat pas dengan konteks. Nala selalu mengucapkan kata ini
setiap kali melihat benda yang terjatuh atau yang sengaja ia jatuhkan. Nala
juga mengucapkan kata ini saat melihat anak-anak kecil yang terjatuh di
lapangan kala bermain. Pernah suatu ketika, saat kami sedang pergi ke Jogja
dengan pesawat terbang, nala mengucapkan kata “jacuh” berulang kali dan dengan
sangat keras di dalam kabin. Kontan saya menjadi tidak enak dengan penumpang
lainnya. Saat itu, pesawat baru saja ingin lepas landas. Dan pramugari baru
saja selesai memberi pengarahan mengenai prosedur keselamatan. Padahal, yang
dimaksud Nala adalah buah anggur yang terjatuh ke lantai saat ia sedang
memakannya.
Ayah
Kata yang satu ini sudah
bisa diucapkan Nala sejak 12 bulan dengan sangat jelas tanpa cadel sedikit pun.
Sebelum bisa memanggil “Ibun”, Nala juga menyebut Gita dengan sebutan “Ayah”,
hehehe, terutama saat sedang menangis dan meminta gendong.
Nala sangat mengerti
konsep kata ayah ini yang memang diasosiasikan langsung kepada diri saya. Jadi,
setiap melihat semua barang-barang milik saya, dia akan berkata “ayah”. Nala
akan berkata ayah sambil menunjuk ke arah benda-benda milik saya seperti
sepeda, jaket, helm, motor, bahkan celana cargo saya.
Setiap melihat laki-laki
dewasa naik sepeda, dia akan berteriak antusias “Ayah, ayah…” seolah-olah hanya
ayahnya sendirilah yang bisa naik sepeda J
Baba
Kata ini juga dieja
dengan sangat jelas sejak 11—12 bulan. Yang dimaksud dengan baba adalah video music
elmo dari Sesame Street. Dalam satu scen, Telly, teman Elmo, bernyanyi “Baba
black sheep” dengan lirik “ba .. ba .. black sheep have you any wool? …” karena
Nala sangat senang dengan lagu itu, jadilah setiap kali ia meilhat gambar Elmo
ataupun karakter-karakter di sesame street, ia akan berteriak (kadang histeris)
babaaaaa. Sekarang, nala lebih menyukai video Barney and Friends yang memang
lebih banyak berisi nyanyi2an dan tari2an. Lucunya, Nala juga menyebut video Barney
ini dengan sebutan baba.
Di usia sekarang, Nala
sudah bisa menyebut “Mo,” untuk Elmo, “Baneeey” untuk Barney, dan “Bob”, untuk
Baby Bob –(lalu, langsung melompat, hop, hop, hop, tiap kali disebut baby bob)
A… aa…aaa (sambil mendongak)
Cuma kami, orang di rumah,
yang mengerti deretan kata yang tidak jelas ini. Intinya, itu adalah sebutan
lain untuk salah satu lagu di video Barney. Judul lagu itu “IfThe Snowflake”, liriknya
berbicara mengenai imajinasi Barney dan teman-temannya tentang butir salju yang
berubah menjadi es krim, permen, dan lain-lain. Di bagian tengah lagu, Barney
dan teman-temannya mengadah sambil menjulurkan lidah mereka seraya bernyanyi a..
a …a begitulah.
Nah, Nala sering kali
meniru gaya Barney mendongak ini sambil berteriak A… aa…aaa.
Gajah
Maksudnya Nala adalah
gajah, mamalia besar dengan belalai panjang dan kuping lebar. Nala histeris
sewaktu bertemu gajah secara langsung di taman safari beberapa waktu lalu.
Sejak saat itu, Nala selalu mengenali gajah sekalipun hanya berbentuk kartun
ataupun boneka. Tapi, sebelum Nala mulai pandai mengidentifikasi perbedaan
antara gajah, unta, kuda, dan binatang lain, ia selalu menyebut semua binatang
besar dengan gajah. Pokoknya, kalau ada binatang besar yang ia tidak tahu
namanya ia akan bilang kalau itu gajah.
Aung
Maksudnya Nala adalah
kucing. Biasanya, kami sering main tanya jawab dengan Nala tentang suara-suara
hewan. Ketika kami tanya “suara kucing gimana, nala?” Ia akan segera menjawab
“aung”. Ketika Nala mulai mengidentifikasi kemiripan antara kucing dengan
cheetah, singa, ataupun harimau, ia tetap menyebut semua binatang itu dengan
aung.
Guguk
Maksudnya Nala adalah
suara anjing. Tapi, selama Nala belum bisa mengucapkan kata anjing, maka ia
memakai kata guk untuk menyebut anjing. Tetangga kami ada yang memelihara
anjing jenis pudel yang diberinama Bul-Bul. Setiap sore bul-bul diajak
jalan-jalan dan Nala mengenali bentuk bul-bul serta suara gonggongannya sebagai
anjing. Saat suara bul-bul terdengar dari dalam rumah, Nala akan langsung
mengikutinya dengan guk .. guk.
Ciap
Kata yang satu ini
artinya adalah ayam. Ayam hidup, ataupun ayam goreng. Pokoknya untuk menyebut
ayam, Nala menggunakan kata ciap. Tidak ada yang mengajari Nala mengeluarkan
kata ini, tapi, ketika kami memelihara sepasang ayam di rumah, Nala mulai
meniru suara anak ayam itu yang terdengar seperti bunyi “ciap..ciap”. Karena Nala
tidak kunjung berhasil menyebut kata ayam, akhirnya kami ikut menyebut ayam
dengan sebutan ciap.
Kalau ditanya, “Nala sudah
makan?”
Nala: “Dah (udah)”
“Pakai apa?”
Nala: “Ciap.” –meski lauknya
ikan, tahu, atau yang lain, dijawab selalu ciap J
Mamam
Standar ucapan anak
seumur Nala. Artinya adalah makan atau makanan. Yang membedakan hanya
intonasinya, kalau mamam diucapkan datar itu artinya Nala sedang memberi
konfirmasi bahwa itu adalah makanan. Tapi, kalau mamam diucapkan dengan agak ngotot,
itu artinya Nala meminta makan. Suatu pagi, saya mengajak Nala membeli lontong
sayur di prapatan. Nala yang saya gendong menyebut mamam dengan datar saat ia
melihat abang lontong sayur menuangkan sayur ke atas lontong. Namun, Nala
mengubah intonasi kata mamam itu menjadi agak histeris ketika si abang menaruh
sejumlah kerupuk di atas mangkuk lontong. Cukup mudah untuk dimengerti bukan?
Cat: kerupuk adalah makanan favorit Nala.
Nenen
Yang dimaksud nala adalah
minum air susu ibunya. Saya agak lupa kapan persisnya Nala bisa mengucapkan
kata ini dengan jelas, tapi yang saya ingat sejak saat itu ia selalu memakainya
di segala situasi. Nenen adalah hal terpenting bagi Nala. Ia tidak bisa tidur
malam hari kalau tidak sambil nenen. Untunglah, ia sudah bisa memintanya
langsung tanpa bahasa isyarat seperti waktu bayi dulu.
Babot
Yang dimaksud Nala adalah
uang kertas. Sejarahnya, Nala sering diajak oleh neneknya membeli perkakas di
tukang perabotan yang datang dengan mobil pick
up. Setiap kali mobil itu datang, biasanya speaker yang dipasang di mobil
itu akan mengucapkan kata “perabot... perabot ..”, dst. Balita seperti Nala
biasanya sangat senang dengan display barang-barang perkakas yang terbuat dari
plastik dengan warna-warna menarik. Dan setiap kali Nenek Nala melakukan
transaksi, Nala melihat uang kertas itu sebagai alat tukar perkakas yang
dibeli. Sejak itulah, Nala selalu menyebut uang kertas sebagai babot setiap
kali ia melihatnya. Sekarang, Nala juga menyebut babot untuk pintu tol karena
kerap menggunakan uang kertas saat transaksinya.
Awoh
Kata ini memiliki makna
yang sangat banyak. Kata awoh digunakan Nala untuk menyebut sholat, masjid,
azan, dan tilawah quran. Makna awoh
yang pertama adalah sholat. Nala sendiri yang mengucapkan kata itu setiap kali
ia melihat orang sholat di rumah. Kemungkinan besar, Nala meniru ucapan Allahu
Akbar yang terdengar kala kami sholat berjamaah di rumah. Jadi, di mana pun,
kapan pun, kalau ada orang sholat pasti Nala langsung mengucapkan awoh. Tidak
hanya itu, nala juga menyebut masjid dengan awoh. Ia mengenali karakter
bangunan masjid yang memiliki kubah. Setiap kali melihat bangunan masjid dengan
kubah, pasti Nala langsung menunjuknya dan mengatakan awoh. Makna selanjutnya
dari kata awoh adalah azan. Setiap kali mendengar lantunan azan, maka Nala akan
berkata awoh. Terutama azan magrib yang ada di televisi. Makna berikutnya dari
kata awoh adalah tilawah quran. Setiap kali Nala mendengar bacaan quran, ia
langsung mengucapkan awoh.
NDa.. ada
Artinya adalah “Nggak ada”.
Yang lucu dari pengucapan kata ini adalah mimik wajah Nala. Ia selalu
mengucapkan kata ini dengan mimik yang serius dan alis mata yang dirapatkan.
Penggunaan kata ini juga sesuai dengan konteks. Artinya, setiap kali ia gagal
menemukan sesuatu yang dicari maka ia akan berkata Nda…ada—sambil geleng-geleng
dan mata belo kebingungan.
Nda au
Artinya “nggak mau.”
Setiap kali dia menolak melakukan sesuatu atau video barney yang diputar tidak
sesuai keinginannya, Nala akan menggeleng-geleng sambil bilang “Nda au, Nda Au.”
Lalu, tangannya akan digoyang-goyangkan seperti orang menolak sesuatu.
Ehkim
Es kriiiim…. Ini makanan
favorit Nala. Kalau masuk alfamart, setiap melihat bak es krim, Nala akan
antusias berteriak dan menunjuk “eh… kiiiimmm, woow.” Meski belum tentu
dibelikan. Karena jatah makan es krim Nala hanya di hari Sabtu dan Minggu saja.
Panggilan untuk anggota keluarga
buun :
gita (panggilannya ibun)
Bai :
ombai (nenek Nala—ibu Gita_
Tuuk (agak monyong
diucapkannya) : atuk (kakek Nala—ayah Gita)
Tii :
Mbah Uti (ibu saya)
Antete atau ce :
ante ceng (ice—adik Gita)
Ieed : Ibu Iwied (iwied, si penjual kenangan, sahabat gita)
(wiRa)