Selasa, 02 April 2013

Nala dan Dunia Kata









Waktu berjalan begitu cepat. Tiba-tiba, gadis kecil bernama nyala matahari sudah berusia 20 bulan. Sejak ia mulai bisa berjalan di usia 13 bulan, tingkah lakunya semakin menjadi-jadi. Dia sudah pandai meminta sesuatu sambil merengek. Sudah bisa bermain sendirian, ke sana-kemari. Sudah bisa berpura-pura menangis. Dan tentu saja, sudah bisa menangis keras tanpa sebab yang jelas, atau yang sering disebut “tantrum”.

Dari sekian banyak perkembangan saraf motorik dan sensorik yang dimiliki Nala, saya paling antusias dengan kumpulan kosakata yang sudah bisa ia ucapkan. Semua diksi yang diucapkan nala terasa sangat lucu dan menggemaskan. Di antara kosakata itu adalah;

Jacuh
Ini adalah kata pertama yang bisa diucapkan Nala secara jelas. Yang dimaksud Nala adalah “jatuh”. Penggunaannya sangat pas dengan konteks. Nala selalu mengucapkan kata ini setiap kali melihat benda yang terjatuh atau yang sengaja ia jatuhkan. Nala juga mengucapkan kata ini saat melihat anak-anak kecil yang terjatuh di lapangan kala bermain. Pernah suatu ketika, saat kami sedang pergi ke Jogja dengan pesawat terbang, nala mengucapkan kata “jacuh” berulang kali dan dengan sangat keras di dalam kabin. Kontan saya menjadi tidak enak dengan penumpang lainnya. Saat itu, pesawat baru saja ingin lepas landas. Dan pramugari baru saja selesai memberi pengarahan mengenai prosedur keselamatan. Padahal, yang dimaksud Nala adalah buah anggur yang terjatuh ke lantai saat ia sedang memakannya.


Ayah
Kata yang satu ini sudah bisa diucapkan Nala sejak 12 bulan dengan sangat jelas tanpa cadel sedikit pun. Sebelum bisa memanggil “Ibun”, Nala juga menyebut Gita dengan sebutan “Ayah”, hehehe, terutama saat sedang menangis dan meminta gendong.
Nala sangat mengerti konsep kata ayah ini yang memang diasosiasikan langsung kepada diri saya. Jadi, setiap melihat semua barang-barang milik saya, dia akan berkata “ayah”. Nala akan berkata ayah sambil menunjuk ke arah benda-benda milik saya seperti sepeda, jaket, helm, motor, bahkan celana cargo saya.
Setiap melihat laki-laki dewasa naik sepeda, dia akan berteriak antusias “Ayah, ayah…” seolah-olah hanya ayahnya sendirilah yang bisa naik sepeda J

Baba
Kata ini juga dieja dengan sangat jelas sejak 11—12 bulan. Yang dimaksud dengan baba adalah video music elmo dari Sesame Street. Dalam satu scen, Telly, teman Elmo, bernyanyi “Baba black sheep” dengan lirik “ba .. ba .. black sheep have you any wool? …” karena Nala sangat senang dengan lagu itu, jadilah setiap kali ia meilhat gambar Elmo ataupun karakter-karakter di sesame street, ia akan berteriak (kadang histeris) babaaaaa. Sekarang, nala lebih menyukai video Barney and Friends yang memang lebih banyak berisi nyanyi2an dan tari2an. Lucunya, Nala juga menyebut video Barney ini dengan sebutan baba.
Di usia sekarang, Nala sudah bisa menyebut “Mo,” untuk Elmo, “Baneeey” untuk Barney, dan “Bob”, untuk Baby Bob –(lalu, langsung melompat, hop, hop, hop, tiap kali disebut baby bob)

A… aa…aaa (sambil mendongak)
Cuma kami, orang di rumah, yang mengerti deretan kata yang tidak jelas ini. Intinya, itu adalah sebutan lain untuk salah satu lagu di video Barney. Judul lagu itu “IfThe Snowflake”, liriknya berbicara mengenai imajinasi Barney dan teman-temannya tentang butir salju yang berubah menjadi es krim, permen, dan lain-lain. Di bagian tengah lagu, Barney dan teman-temannya mengadah sambil menjulurkan lidah mereka seraya bernyanyi a.. a …a begitulah.
Nah, Nala sering kali meniru gaya Barney mendongak ini sambil berteriak A… aa…aaa.

Gajah
Maksudnya Nala adalah gajah, mamalia besar dengan belalai panjang dan kuping lebar. Nala histeris sewaktu bertemu gajah secara langsung di taman safari beberapa waktu lalu. Sejak saat itu, Nala selalu mengenali gajah sekalipun hanya berbentuk kartun ataupun boneka. Tapi, sebelum Nala mulai pandai mengidentifikasi perbedaan antara gajah, unta, kuda, dan binatang lain, ia selalu menyebut semua binatang besar dengan gajah. Pokoknya, kalau ada binatang besar yang ia tidak tahu namanya ia akan bilang kalau itu gajah.

Aung
Maksudnya Nala adalah kucing. Biasanya, kami sering main tanya jawab dengan Nala tentang suara-suara hewan. Ketika kami tanya “suara kucing gimana, nala?” Ia akan segera menjawab “aung”. Ketika Nala mulai mengidentifikasi kemiripan antara kucing dengan cheetah, singa, ataupun harimau, ia tetap menyebut semua binatang itu dengan aung.

Guguk
Maksudnya Nala adalah suara anjing. Tapi, selama Nala belum bisa mengucapkan kata anjing, maka ia memakai kata guk untuk menyebut anjing. Tetangga kami ada yang memelihara anjing jenis pudel yang diberinama Bul-Bul. Setiap sore bul-bul diajak jalan-jalan dan Nala mengenali bentuk bul-bul serta suara gonggongannya sebagai anjing. Saat suara bul-bul terdengar dari dalam rumah, Nala akan langsung mengikutinya dengan guk .. guk.

Ciap
Kata yang satu ini artinya adalah ayam. Ayam hidup, ataupun ayam goreng. Pokoknya untuk menyebut ayam, Nala menggunakan kata ciap. Tidak ada yang mengajari Nala mengeluarkan kata ini, tapi, ketika kami memelihara sepasang ayam di rumah, Nala mulai meniru suara anak ayam itu yang terdengar seperti bunyi “ciap..ciap”. Karena Nala tidak kunjung berhasil menyebut kata ayam, akhirnya kami ikut menyebut ayam dengan sebutan ciap.
Kalau ditanya, “Nala sudah makan?”
Nala: “Dah (udah)”
“Pakai apa?”
Nala: “Ciap.” –meski lauknya ikan, tahu, atau yang lain, dijawab selalu ciap J

 

Mamam
Standar ucapan anak seumur Nala. Artinya adalah makan atau makanan. Yang membedakan hanya intonasinya, kalau mamam diucapkan datar itu artinya Nala sedang memberi konfirmasi bahwa itu adalah makanan. Tapi, kalau mamam diucapkan dengan agak ngotot, itu artinya Nala meminta makan. Suatu pagi, saya mengajak Nala membeli lontong sayur di prapatan. Nala yang saya gendong menyebut mamam dengan datar saat ia melihat abang lontong sayur menuangkan sayur ke atas lontong. Namun, Nala mengubah intonasi kata mamam itu menjadi agak histeris ketika si abang menaruh sejumlah kerupuk di atas mangkuk lontong. Cukup mudah untuk dimengerti bukan? Cat: kerupuk adalah makanan favorit Nala.

Nenen
Yang dimaksud nala adalah minum air susu ibunya. Saya agak lupa kapan persisnya Nala bisa mengucapkan kata ini dengan jelas, tapi yang saya ingat sejak saat itu ia selalu memakainya di segala situasi. Nenen adalah hal terpenting bagi Nala. Ia tidak bisa tidur malam hari kalau tidak sambil nenen. Untunglah, ia sudah bisa memintanya langsung tanpa bahasa isyarat seperti waktu bayi dulu.

Babot
Yang dimaksud Nala adalah uang kertas. Sejarahnya, Nala sering diajak oleh neneknya membeli perkakas di tukang perabotan yang datang dengan mobil pick up. Setiap kali mobil itu datang, biasanya speaker yang dipasang di mobil itu akan mengucapkan kata “perabot... perabot ..”, dst. Balita seperti Nala biasanya sangat senang dengan display barang-barang perkakas yang terbuat dari plastik dengan warna-warna menarik. Dan setiap kali Nenek Nala melakukan transaksi, Nala melihat uang kertas itu sebagai alat tukar perkakas yang dibeli. Sejak itulah, Nala selalu menyebut uang kertas sebagai babot setiap kali ia melihatnya. Sekarang, Nala juga menyebut babot untuk pintu tol karena kerap menggunakan uang kertas saat transaksinya.



Awoh
Kata ini memiliki makna yang sangat banyak. Kata awoh digunakan Nala untuk menyebut sholat, masjid, azan, dan tilawah quran. Makna awoh yang pertama adalah sholat. Nala sendiri yang mengucapkan kata itu setiap kali ia melihat orang sholat di rumah. Kemungkinan besar, Nala meniru ucapan Allahu Akbar yang terdengar kala kami sholat berjamaah di rumah. Jadi, di mana pun, kapan pun, kalau ada orang sholat pasti Nala langsung mengucapkan awoh. Tidak hanya itu, nala juga menyebut masjid dengan awoh. Ia mengenali karakter bangunan masjid yang memiliki kubah. Setiap kali melihat bangunan masjid dengan kubah, pasti Nala langsung menunjuknya dan mengatakan awoh. Makna selanjutnya dari kata awoh adalah azan. Setiap kali mendengar lantunan azan, maka Nala akan berkata awoh. Terutama azan magrib yang ada di televisi. Makna berikutnya dari kata awoh adalah tilawah quran. Setiap kali Nala mendengar bacaan quran, ia langsung mengucapkan awoh.

NDa.. ada
Artinya adalah “Nggak ada”. Yang lucu dari pengucapan kata ini adalah mimik wajah Nala. Ia selalu mengucapkan kata ini dengan mimik yang serius dan alis mata yang dirapatkan. Penggunaan kata ini juga sesuai dengan konteks. Artinya, setiap kali ia gagal menemukan sesuatu yang dicari maka ia akan berkata Nda…ada—sambil geleng-geleng dan mata belo kebingungan.

Nda au
Artinya “nggak mau.” Setiap kali dia menolak melakukan sesuatu atau video barney yang diputar tidak sesuai keinginannya, Nala akan menggeleng-geleng sambil bilang “Nda au, Nda Au.” Lalu, tangannya akan digoyang-goyangkan seperti orang menolak sesuatu.

Ehkim
Es kriiiim…. Ini makanan favorit Nala. Kalau masuk alfamart, setiap melihat bak es krim, Nala akan antusias berteriak dan menunjuk “eh… kiiiimmm, woow.” Meski belum tentu dibelikan. Karena jatah makan es krim Nala hanya di hari Sabtu dan Minggu saja.


Panggilan untuk anggota keluarga
buun                                                    : gita (panggilannya ibun)
Bai                                                       : ombai (nenek Nala—ibu Gita_
Tuuk (agak monyong diucapkannya) : atuk (kakek Nala—ayah Gita)
Tii                                                        : Mbah Uti (ibu saya)
Antete atau ce                                      : ante ceng (ice—adik Gita)
Ieed                                                      : Ibu Iwied (iwied, si penjual kenangan, sahabat gita)

 




















(wiRa)